dua hari lalu saya ngajarin adek bungsu yg masih kelas 5 SD tentang question tag.
di buku paketnya, ada contoh kalimat question tag seperti ini:
I am beautiful, ain't I?
saya setuju dengan buku itu, karena memang setau saya singkatan untuk "am not" adalah "ain't", tapi saya sedikit ragu2 karena kalo tidak salah ain't hanya boleh dipake secara informal.
tapi karena di bukunya seperti itu, jadi ya sud lah, saya ikutin aja.
besok malamnya, adek saya cerita sambil nunjukin buku tulisnya:
adek: kak, kata guruku, kita gak boleh pake ain't untuk nyingkat am not. soalnya itu bentuk tidak baku.
saya: iya, itu emang bentuk tidak baku. jadi am not nya gak boleh disingkat?
adek: bukan kak, kata guruku, question tag itu kalimat keduanya tetep harus disingkat.
saya: trus disingkat pake apa?
adek: pake aren't
saya: (diem dulu) kok aren't? aren't kan are not?
adek: iya, tapi khusus question tag, am not bisa disingkat jadi aren't.
saya: ah masa sih? udah kamu gak usah nyingkat deh, am not nya tulis am not aja.
adek: gak boleh kak, harus disingkat.
saya jadi makin bingung deh. apa emang bener kayak yg dibilang si bu guru itu ya?
Showing posts with label mikir. Show all posts
Showing posts with label mikir. Show all posts
Friday, 5 February 2010
Thursday, 7 January 2010
the most effective weapon in the world
Yesterday I came to my boss's room.
For these 2 years, I feel something bothering me, inside my mind, n my heart.
I can't speak it up loudly at the time I really want to.
N yesterday, there was something swirling in between my ears and got me entering his room n said what I really wanted to say.
He just starred at me in a moment, n then laughing out loud.
He thought it was just a joke I see.
I looked deeply into his eyes n said, "Boss, please, I'm serious", n I started to cry while trying to explain what's bothering me.
I found it very difficult to say something when there were some liquids coming out of my eyes.
But looks like a drop of tears is much more effective than thousand words. He got the point I guess; I saw his face, I saw his eyes, no words are spoken for a few moment that -for me- feels like years. N after that, he said, "Sorry, I thought u were just kidding me, but now I see how serious it is. Ok, I'll help u with this problem".
Moral of the story: girls, we have the most effective weapon in the world. tears. use it effectively & see how ur world will change. haha.
For these 2 years, I feel something bothering me, inside my mind, n my heart.
I can't speak it up loudly at the time I really want to.
N yesterday, there was something swirling in between my ears and got me entering his room n said what I really wanted to say.
He just starred at me in a moment, n then laughing out loud.
He thought it was just a joke I see.
I looked deeply into his eyes n said, "Boss, please, I'm serious", n I started to cry while trying to explain what's bothering me.
I found it very difficult to say something when there were some liquids coming out of my eyes.
But looks like a drop of tears is much more effective than thousand words. He got the point I guess; I saw his face, I saw his eyes, no words are spoken for a few moment that -for me- feels like years. N after that, he said, "Sorry, I thought u were just kidding me, but now I see how serious it is. Ok, I'll help u with this problem".
Moral of the story: girls, we have the most effective weapon in the world. tears. use it effectively & see how ur world will change. haha.
Wednesday, 30 December 2009
akhir tahun
menjelang akhir tahun gini, semua orang ribut dengan penilaian kinerja.
di tempat kerja saya, penilaian kinerja berpengaruh pada bonus akhir tahun yg bisa diterima. dan dalam hal ini diberlakukan sistem kelompok rangking: 1 s.d. 5.
kelompok 1: yg kinerjanya paling bagus, semua target tercapai, bonus nya juga paling banyak. masa depan karir: cerah.
kelompok 5: yg kinerjanya paling jelek, bahkan mungkin ada juga yg bermasalah (di luar urusan pencapaian kinerja), bonus paling sedikit, hampir seperti gak dapet bonus sama sekali. masa depan karir: suram.
kelompok 2,3,4 berjenjang diantara kelompok 1 dan 5 lah.
semua orang berlomba2 masuk kelompok1. atau minimal kelompok 2. pokoknya jangan sampai di kelompok 4, apalagi 5. no way.
dan semua orang menghalalkan -hampir- segala cara untuk mencapai itu.
wah seru banget lah.
saya sendiri?
tahun lalu entah masuk kelompok berapa, mungkin 2 atau 3, lupa. yang jelas bonusnya lumayan --> ini yg lebih penting kan? hehe.. ;p
tahun ini, pencapaian target masih merahh.. jadi jelas tidak bisa diharapkan lah, mudah2an gak masuk kelompok 4 atau 5 deh..
Tuhan tolong aku...
sebenernya saya pengen juga sih, masuk kelompok 1,,
tapi...
kalau ingat2 risiko jangka panjangnya..
kalau ingat2 kerjaan yg tidak sesuai sama ajaran agama..
kalau ingat2 masih banyak jalan rejeki lain yg bisa lebih baik dibanding disini..
kayaknya sih..
ah,, rejeki kan dari YG DIATAS, bukan dari perusahaan ini. *i mean it*.
dan rejeki juga bukan cuma berupa gaji & bonus, tapi bisa juga dalam berbagai bentuk lainnya.
sudahlahh.. ini pasti yg terbaik.
kayak pesannya si mbah kapan hari, waktu ketemu di rumah bude: yg penting itu sehat, bahagia, kuat iman.
ya nggak? ;p
di tempat kerja saya, penilaian kinerja berpengaruh pada bonus akhir tahun yg bisa diterima. dan dalam hal ini diberlakukan sistem kelompok rangking: 1 s.d. 5.
kelompok 1: yg kinerjanya paling bagus, semua target tercapai, bonus nya juga paling banyak. masa depan karir: cerah.
kelompok 5: yg kinerjanya paling jelek, bahkan mungkin ada juga yg bermasalah (di luar urusan pencapaian kinerja), bonus paling sedikit, hampir seperti gak dapet bonus sama sekali. masa depan karir: suram.
kelompok 2,3,4 berjenjang diantara kelompok 1 dan 5 lah.
semua orang berlomba2 masuk kelompok1. atau minimal kelompok 2. pokoknya jangan sampai di kelompok 4, apalagi 5. no way.
dan semua orang menghalalkan -hampir- segala cara untuk mencapai itu.
wah seru banget lah.
saya sendiri?
tahun lalu entah masuk kelompok berapa, mungkin 2 atau 3, lupa. yang jelas bonusnya lumayan --> ini yg lebih penting kan? hehe.. ;p
tahun ini, pencapaian target masih merahh.. jadi jelas tidak bisa diharapkan lah, mudah2an gak masuk kelompok 4 atau 5 deh..
Tuhan tolong aku...
sebenernya saya pengen juga sih, masuk kelompok 1,,
tapi...
kalau ingat2 risiko jangka panjangnya..
kalau ingat2 kerjaan yg tidak sesuai sama ajaran agama..
kalau ingat2 masih banyak jalan rejeki lain yg bisa lebih baik dibanding disini..
kayaknya sih..
ah,, rejeki kan dari YG DIATAS, bukan dari perusahaan ini. *i mean it*.
dan rejeki juga bukan cuma berupa gaji & bonus, tapi bisa juga dalam berbagai bentuk lainnya.
sudahlahh.. ini pasti yg terbaik.
kayak pesannya si mbah kapan hari, waktu ketemu di rumah bude: yg penting itu sehat, bahagia, kuat iman.
ya nggak? ;p
Tuesday, 22 December 2009
dilema
entah karena kakunya prosedur kerja yang bisa menghilangkan sebagian besar kreatifitas, atau karena lebaynya aturan yg saling overlapping dan membuat prosedur jadi berlebihan, atau karena besarnya risiko yang terus menghantui, atau karena besarnya tuntutan pekerjaan, atau karena adanya rencana menikah dengan teman sekerja, atau karena prinsip agama yg jelas melarang riba, atau cuma karena bosan saja, atau mungkin ada sebab yang lain,, yang jelas... lately, dorongan untuk resign semakin kuat terasa. i really do want to get out of this hell!!
tapi entah karena masih ada ikatan dinas yang panjang dengan penalti lebih kejam dari setoran upeti penjajahan, atau karena orangtua yang sudah merasa sangat bangga liat anaknya bekerja di salah satu perusahaan terbesar di republik ini, atau karena adanya cicilan rumah yang masih harus dilunasi, atau karena belum adanya tawaran pekerjaan lain yang menarik di luaran sana, atau mungkin karena pengecutnya saya aja, jadinya dorongan resign yang begitu kuat itu akhirnya cuma bisa dipendam dalam-dalam, setidaknya untuk sementara ini.
huaahh.. what am i supposed to do?
tapi entah karena masih ada ikatan dinas yang panjang dengan penalti lebih kejam dari setoran upeti penjajahan, atau karena orangtua yang sudah merasa sangat bangga liat anaknya bekerja di salah satu perusahaan terbesar di republik ini, atau karena adanya cicilan rumah yang masih harus dilunasi, atau karena belum adanya tawaran pekerjaan lain yang menarik di luaran sana, atau mungkin karena pengecutnya saya aja, jadinya dorongan resign yang begitu kuat itu akhirnya cuma bisa dipendam dalam-dalam, setidaknya untuk sementara ini.
huaahh.. what am i supposed to do?
Monday, 7 December 2009
keadilan?
beberapa hari lalu saya nonton acara berita di tivi.
kalo gak salah judul beritanya "keadilan untuk rakyat kecil", trus isinya mengenai 3 kasus: kasus pertama pencurian 1 buah semangka, trus kasus kedua pencurian beberapa biji (kalo gak salah 3 biji) kakao, dan kasus yang ketiga pencurian -kalo gak salah- 2 kg kapuk, yg kesemuanya berakhir ke meja pengadilan dengan vonis yg -menurut saya- luar biasa berat (bila dibanding dg kejahatannya).
saya juga pernah tonton di berita tivi, kasus yg katanya "pencemaran nama baik RS OMNI oleh seorang ibu rumah tangga" (sepertinya dia cerdas dan tangguh sekali, i salute her), berakhir di meja pengadilan dengan tuntutan pidana dan perdata.
trus saya juga sering dengar (cuma dengar aja, belum pernah liat sendiri, dan mudah2an gak akan pernah liat/ngalamin sendiri, nauzubillahimindzalik) adanya pejabat bank yg dianggap melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian negara krn kredit macet, trus dijatuhi vonis hukuman penjara dsb dst..
dalam beberapa kasus, ada yg memang pejabat bank nya main2 api dengan menerima "sesuatu" dari si debitur macet. tapi tidak sedikit pula yg pejabat bank nya "clean" alias gak nerima apa2, tapi krn dia dianggap lalai sehingga menyebabkan kredit macet dan negara jadi "rugi", maka diapun ikut disangkutpautkan dan ikut merasakan vonisnya. kabarnya seperti itu.
di lain pihak, saya pernah juga dapat cerita dari seseorang, bahwa tetangganya di kampung pernah tertangkap main togel dan mabuk2an. sudah ditangkap sama polisi. trus gak lama kemudian, bandarnya datang ke kantor polisi untuk menebus dengan sejumlah uang, dan VOILA, bebaslah mereka semua seketika itu juga.. dan mereka pun bebas merdeka, mengulangi bermain2 togel dan mabuk2an lagi.
dan saya juga pernah dengar di berbagai aksi demo (gak tau bener ato nggak) bahwa beberapa penjahat korupsi yang merugikan negara hingga triliunan rupiah, masih bebas berkeliaran dan menikmati hidup di luar sana.
Saya jadi bingung, semua kasus ini..rasanya gak masuk di logika saya.
yg jelas saya pernah baca satu hadits, mudah2an shahih, mengenai 3 jenis hakim: Buraidah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Hakim itu ada 3, 2 diantaranya akan masuk api neraka dan satu akan masuk surga. Seseorang yang mengetahui kebenaran dan menghakiminya dengan kebenaran itu dialah yang akan masuk surga, seseorang yang mengetahui kebenaran namun tidak memutuskan berdasarkan kebenaran itu, dia akan masuk neraka. Yang lain tidak mengetahui kebenaran dan memutuskan sesuatu dengan kebodohannya, dan dia akan masuk neraka” (HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibn Majah) *)
jadi ada baiknya bila para hakim di dunia ini berusaha untuk meningkatkan kehati-hatiannya dalam memutuskan suatu perkara. kalo salah mutus, ancamannya neraka lho... nauzubillahimindzalik.
*) hadits diambil dari www.kaunee.com
kalo gak salah judul beritanya "keadilan untuk rakyat kecil", trus isinya mengenai 3 kasus: kasus pertama pencurian 1 buah semangka, trus kasus kedua pencurian beberapa biji (kalo gak salah 3 biji) kakao, dan kasus yang ketiga pencurian -kalo gak salah- 2 kg kapuk, yg kesemuanya berakhir ke meja pengadilan dengan vonis yg -menurut saya- luar biasa berat (bila dibanding dg kejahatannya).
saya juga pernah tonton di berita tivi, kasus yg katanya "pencemaran nama baik RS OMNI oleh seorang ibu rumah tangga" (sepertinya dia cerdas dan tangguh sekali, i salute her), berakhir di meja pengadilan dengan tuntutan pidana dan perdata.
trus saya juga sering dengar (cuma dengar aja, belum pernah liat sendiri, dan mudah2an gak akan pernah liat/ngalamin sendiri, nauzubillahimindzalik) adanya pejabat bank yg dianggap melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian negara krn kredit macet, trus dijatuhi vonis hukuman penjara dsb dst..
dalam beberapa kasus, ada yg memang pejabat bank nya main2 api dengan menerima "sesuatu" dari si debitur macet. tapi tidak sedikit pula yg pejabat bank nya "clean" alias gak nerima apa2, tapi krn dia dianggap lalai sehingga menyebabkan kredit macet dan negara jadi "rugi", maka diapun ikut disangkutpautkan dan ikut merasakan vonisnya. kabarnya seperti itu.
di lain pihak, saya pernah juga dapat cerita dari seseorang, bahwa tetangganya di kampung pernah tertangkap main togel dan mabuk2an. sudah ditangkap sama polisi. trus gak lama kemudian, bandarnya datang ke kantor polisi untuk menebus dengan sejumlah uang, dan VOILA, bebaslah mereka semua seketika itu juga.. dan mereka pun bebas merdeka, mengulangi bermain2 togel dan mabuk2an lagi.
dan saya juga pernah dengar di berbagai aksi demo (gak tau bener ato nggak) bahwa beberapa penjahat korupsi yang merugikan negara hingga triliunan rupiah, masih bebas berkeliaran dan menikmati hidup di luar sana.
Saya jadi bingung, semua kasus ini..rasanya gak masuk di logika saya.
yg jelas saya pernah baca satu hadits, mudah2an shahih, mengenai 3 jenis hakim: Buraidah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Hakim itu ada 3, 2 diantaranya akan masuk api neraka dan satu akan masuk surga. Seseorang yang mengetahui kebenaran dan menghakiminya dengan kebenaran itu dialah yang akan masuk surga, seseorang yang mengetahui kebenaran namun tidak memutuskan berdasarkan kebenaran itu, dia akan masuk neraka. Yang lain tidak mengetahui kebenaran dan memutuskan sesuatu dengan kebodohannya, dan dia akan masuk neraka” (HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibn Majah) *)
jadi ada baiknya bila para hakim di dunia ini berusaha untuk meningkatkan kehati-hatiannya dalam memutuskan suatu perkara. kalo salah mutus, ancamannya neraka lho... nauzubillahimindzalik.
*) hadits diambil dari www.kaunee.com
Saturday, 5 December 2009
keberanian vs kemampuan
mana yg lebih baik: a)orang yg tidak mampu tapi berani, atau b)orang yg mampu tapi tidak berani?
contoh kasusnya begini:
a) orang yg tidak mampu tapi berani.
Ada seorang bayi yg belum mampu jalan sendiri (yaeyalah namanya juga bayi), tapi dia sudah bisa berdiri dan merangkak. dia pengen jalan seperti orang2 lain yg ada di sekitarnya. nekatlah dia. bediri, ngelangkahin kaki, jatoh. bediri lagi, ngelangkahin kaki lagi, jatoh lagi. begitu seterusnya. dia udah bertekad dalam hati, pokoknya gue harus bisa jalan, biar jatoh2an dulu gak papah, gue gak takut.
b) orang yg mampu tapi tidak berani.
Ada seorang dewasa yang baru punya mobil dan baru lulus les nyetir. dia dinyatakan MAMPU nyetir mobil sendiri. dan memang dia udah bisa. tapi.. tiap mau keluar rumah, dia selalu ragu2. takut macet, takut tanjakan, takut pengendara motor yg liar, takut keserempet angkot, takut nabrak penyebrang jalan, n many more.. akhirnya dia tetep gak berani setir sendiri itu mobil, dan lebih pilih hire seorang driver utk nyopirin dia kemana2.
apa yg selanjutnya terjadi pada bayi dan orang dewasa diatas?
si bayi, setelah babak belur dan benjut dimana2 akibat sering jatoh, akhirnya bisa jalan sendiri dan bahkan bisa menang lomba lari lawan kakaknya (ciye.. lebay ;p).
sedangkan si orang dewasa, walopun dia udah ngabisin banyak waktu, tenaga, dan uang untuk belajar dan bisa nyetir mobil, akhirnya malah jadi gak bisa nyetir lagi, gara2 kemana2 selalu pake driver.
so, which one is better?
si bayi di case a) tentunya.
itu tadi sebagian materi yg saya dapat dari training motivasi di kantor hari ini -dengan sedikit perubahan seperlunya dari saya.
training motivasi yg sangat bagus, oleh Andreas Hartono, orangnya masih muda, mukanya mirip bintang pelem cina, dan gaya ngomongnya ngingetin saya sama pendeta yg ada di penyegaran rohani di salah satu stasiun TV, kalo gak salah RCTI, itu lho yg suka ngomong pake kata "saudara-saudara sekalian.."
setelah dapet materi diatas, saya jadi kepikiran: kalo gitu, kenapa saya masih gak berani juga bawa motor sendiri ke kantor??? kenapa kenapa kenapa? saya bisa nyetir motor sendiri, motor juga ada, SIM lengkap, dan butuh juga buat transport sehari2, daripada saya bawa mobil Kijang Krista yg segede itu buat saya naikin sendirian ke kantor tiap hari, bisa2 saya diprotes aktivis grinpis gara2 boros BBM yg jumlahnya udah makin nipis ini.
ok, bulatkan tekad, (mudah2an udah gak goyah lagi) besok bawa tuh motor ke bengkel utk tune up total, trus benerin accu nya (dah mau abis kayaknya), trus cek tekanan ban, trus pasang spion kirinya supaya comply the rules, trus bawa ke pencucian motor utk dicuci secara lengkap dan menyeluruh (kalo gak sempet, ato antriannya kepanjangan, bisa juga cuci sendiri di rumah).
dan mulai Senin, saya siap untuk bermotor ria ke kantor.
doakan saya yaaa... :)
contoh kasusnya begini:
a) orang yg tidak mampu tapi berani.
Ada seorang bayi yg belum mampu jalan sendiri (yaeyalah namanya juga bayi), tapi dia sudah bisa berdiri dan merangkak. dia pengen jalan seperti orang2 lain yg ada di sekitarnya. nekatlah dia. bediri, ngelangkahin kaki, jatoh. bediri lagi, ngelangkahin kaki lagi, jatoh lagi. begitu seterusnya. dia udah bertekad dalam hati, pokoknya gue harus bisa jalan, biar jatoh2an dulu gak papah, gue gak takut.
b) orang yg mampu tapi tidak berani.
Ada seorang dewasa yang baru punya mobil dan baru lulus les nyetir. dia dinyatakan MAMPU nyetir mobil sendiri. dan memang dia udah bisa. tapi.. tiap mau keluar rumah, dia selalu ragu2. takut macet, takut tanjakan, takut pengendara motor yg liar, takut keserempet angkot, takut nabrak penyebrang jalan, n many more.. akhirnya dia tetep gak berani setir sendiri itu mobil, dan lebih pilih hire seorang driver utk nyopirin dia kemana2.
apa yg selanjutnya terjadi pada bayi dan orang dewasa diatas?
si bayi, setelah babak belur dan benjut dimana2 akibat sering jatoh, akhirnya bisa jalan sendiri dan bahkan bisa menang lomba lari lawan kakaknya (ciye.. lebay ;p).
sedangkan si orang dewasa, walopun dia udah ngabisin banyak waktu, tenaga, dan uang untuk belajar dan bisa nyetir mobil, akhirnya malah jadi gak bisa nyetir lagi, gara2 kemana2 selalu pake driver.
so, which one is better?
si bayi di case a) tentunya.
itu tadi sebagian materi yg saya dapat dari training motivasi di kantor hari ini -dengan sedikit perubahan seperlunya dari saya.
training motivasi yg sangat bagus, oleh Andreas Hartono, orangnya masih muda, mukanya mirip bintang pelem cina, dan gaya ngomongnya ngingetin saya sama pendeta yg ada di penyegaran rohani di salah satu stasiun TV, kalo gak salah RCTI, itu lho yg suka ngomong pake kata "saudara-saudara sekalian.."
setelah dapet materi diatas, saya jadi kepikiran: kalo gitu, kenapa saya masih gak berani juga bawa motor sendiri ke kantor??? kenapa kenapa kenapa? saya bisa nyetir motor sendiri, motor juga ada, SIM lengkap, dan butuh juga buat transport sehari2, daripada saya bawa mobil Kijang Krista yg segede itu buat saya naikin sendirian ke kantor tiap hari, bisa2 saya diprotes aktivis grinpis gara2 boros BBM yg jumlahnya udah makin nipis ini.
ok, bulatkan tekad, (mudah2an udah gak goyah lagi) besok bawa tuh motor ke bengkel utk tune up total, trus benerin accu nya (dah mau abis kayaknya), trus cek tekanan ban, trus pasang spion kirinya supaya comply the rules, trus bawa ke pencucian motor utk dicuci secara lengkap dan menyeluruh (kalo gak sempet, ato antriannya kepanjangan, bisa juga cuci sendiri di rumah).
dan mulai Senin, saya siap untuk bermotor ria ke kantor.
doakan saya yaaa... :)
Friday, 20 November 2009
bersyukur
kapan hari saya dengar satu lagu (di radio ato tipi? lupa), enak banget didengernya.. musiknya easy listening, lyriknya juga bagus.. saya merasa kesindir dengernya..
mungkin saya emang kebanyakan ngeluh dan kurang bersyukur yah.. hidup udah enak gini,, kog ya masih nemuuu aja keluhan2 gak penting..
Ya Allah ampunilah dosa2ku.. hiks..
ok ini saya share deh liriknya,, tapi bagian reff aja ya.. cmiiw..
Jika engkau pandai bersyukur
Rizki Allah tidak terukur
Bila pikiran mulai melantur
Itu saatnya engkau tafakur
Syukuri apa yang kau punya
Jangan berhenti berupaya
Niscaya Allah menambahkan rahmat-Nya
Begitu berlimpah hikmat Allah bagi manusia
Sudahkah kita belajar mensyukurinya..
bagus yaa..
kayak digetok palu godam saya dengernya.. hiks
bersyukur.. bersyukur...
beli cd nya ah...
mungkin saya emang kebanyakan ngeluh dan kurang bersyukur yah.. hidup udah enak gini,, kog ya masih nemuuu aja keluhan2 gak penting..
Ya Allah ampunilah dosa2ku.. hiks..
ok ini saya share deh liriknya,, tapi bagian reff aja ya.. cmiiw..
Jika engkau pandai bersyukur
Rizki Allah tidak terukur
Bila pikiran mulai melantur
Itu saatnya engkau tafakur
Syukuri apa yang kau punya
Jangan berhenti berupaya
Niscaya Allah menambahkan rahmat-Nya
Begitu berlimpah hikmat Allah bagi manusia
Sudahkah kita belajar mensyukurinya..
bagus yaa..
kayak digetok palu godam saya dengernya.. hiks
bersyukur.. bersyukur...
beli cd nya ah...
Thursday, 12 November 2009
profesional?
sudah beberapa bulan ini saya kesal dengan perusahaan tempat saya bekerja, khususnya dengan bagian human capital group (HCG), gara2 grade saya belum naik juga padahal harusnya udah naik sejak bulan Juli lalu.
dan rupanya bukan cuma saya yg ngerasa ga cocok dengan perusahaan ini, buktinya belakangan ini banyak yg resign dan lebih pilih kerja di tempat lain.
selain itu -kebetulan- calon suami saya juga bekerja di perusahaan ini, sehingga kalau kami menikah nanti, salah satu dari kami harus keluar dari sini.
sehubungan dg hal2 tersebut diatas, saya putuskan untuk segera cari kerja di perusahaan lain.
that's why lately saya rajin banget ngapdet cv & cek lowongan kerja.
dari beberapa cv yang sudah saya sebar, ternyata ada juga yang nyangkut. kemaren saya dapat panggilan interview dari bank lain, sebut saja bank ABC syariah.
Bank ABC syariah ini merupakan anak perusahaan dari bank ABC, dia khusus bagian syariahnya, dan baru beberapa bulan ini pisah dari induk perusahaannya - Bank ABC.
Bank ABC nya sendiri bisa dibilang merupakan bank terbesar di negara kita lho. yah pastinya bonafit lah.. bank terbesar getoh..
jadi saya pikir bank ABC syariah pasti ga jauh beda dengan induknya donk... kan seperti kata pepatah: buah jatuh tidak jauh dari pohonnya..
ternyata...
2 hari yg lalu, dia mengundang saya untuk interview di kantor cabang induknya hari itu juga jam 3 sore (dia kan tau saya ini sudah bekerja di bank lain yg juga termasuk salah satu bank terbesar di Indonesia, masa bikin janji interviewnya dadakan gini, jam kerja pula!)
karena mendadak dan saya ga bisa dapet skedul yg pas, so saya undur satu hari. jadi interviewnya direskedul menjadi KEMAREN JAM 3 SORE.
saya coba nego skedul lain yg lebih memungkinkan utk saya, tapi dia kekeuh ga bisa, ga ada opsi waktu lain.
ok, saya turuti, saya coba cari waktu kesana jam 3 sore.
sesampainya disana, saya disambut seorang bapak satpam yg baik hati, dan saya sampaikan kalo saya mau interview, dan beliau cuma suruh saya tunggu di banking hall. disitu sudah ada 2 orang lain selain saya yg juga sedang nunggu interview.(ya ampun, ini kan masih jam operasional cabang!! dan saya disuruh tunggu di banking hall?? emangnya dia ga punya ruang meeting ato ruang apa kek?)
setelah tunggu sekitar 30 menit, keluarlah seorang pegawai laki2, kemungkinan bagian HR nya, datang meminta CV saya. ga pake ngomong apa2 lagi.
menjelang jam 4, saya mulai gelisah.
ini janjinya jam 3, saya udah sempet2in datang, tapi nyampe sini yg nyambut saya cuma pa satpam, dan saya ditelantarkan gitu aja di baking hall di jam operasional cabang.
bank apaan nih??
jam 4 persis, saya dekati pak satpam, saya minta kepastian mengenai rencana interview yang makin gak jelas ini.
beliau segera masuk, dan ga lama kemudian balik sambil berkata: maaf bu, harap bersabar sebentar, nanti akan dipanggil.
saya: ok, saya boleh ketemu dengan bagian HR nya tidak? saya ga punya banyak waktu, ini kan masih jam kerja.
pa satpam: baik saya tanyakan bu,,
Beliau masuk lagi.
ga lama kemudian, beliau keluar lagi dan masih tetap sendiri.
pak satpam: maaf bu, harap ditunggu, karena sekarang masih ada tamu.
damn. maksudnya apa sih nih bank???
saya: ok, kalo gitu saya minta di reskedul aja ya, saya udah ga ada waktu lagi, tadi kan janjinya jam 3.
pak satpam: baik bu, saya tanyakan dulu.
*hadoh ni orang nanya2 mulu*
trus..
pa satpam: baik bu, nanti akan direskedul lagi katanya.
saya: ok, terimakasih.
dan pa satpam yg baik hati itu menemani saya ke depan sampe saya dapat taksi.
baik ya dia.. :)
moral of the story:
now i realized that bank tempat saya kerja sekarang is not the worst company in the world. yah dimanapun kita bekerja, pasti akan ada aja ketidak puasan disana sini, tapi at least sekarang saya jadi tau kalo ternyata bank saya ini masih jauuh lebih baik & profesional dibanding bank abc syariah cupu nyebelin itu.
bersyukur bersyukur...
dan rupanya bukan cuma saya yg ngerasa ga cocok dengan perusahaan ini, buktinya belakangan ini banyak yg resign dan lebih pilih kerja di tempat lain.
selain itu -kebetulan- calon suami saya juga bekerja di perusahaan ini, sehingga kalau kami menikah nanti, salah satu dari kami harus keluar dari sini.
sehubungan dg hal2 tersebut diatas, saya putuskan untuk segera cari kerja di perusahaan lain.
that's why lately saya rajin banget ngapdet cv & cek lowongan kerja.
dari beberapa cv yang sudah saya sebar, ternyata ada juga yang nyangkut. kemaren saya dapat panggilan interview dari bank lain, sebut saja bank ABC syariah.
Bank ABC syariah ini merupakan anak perusahaan dari bank ABC, dia khusus bagian syariahnya, dan baru beberapa bulan ini pisah dari induk perusahaannya - Bank ABC.
Bank ABC nya sendiri bisa dibilang merupakan bank terbesar di negara kita lho. yah pastinya bonafit lah.. bank terbesar getoh..
jadi saya pikir bank ABC syariah pasti ga jauh beda dengan induknya donk... kan seperti kata pepatah: buah jatuh tidak jauh dari pohonnya..
ternyata...
2 hari yg lalu, dia mengundang saya untuk interview di kantor cabang induknya hari itu juga jam 3 sore (dia kan tau saya ini sudah bekerja di bank lain yg juga termasuk salah satu bank terbesar di Indonesia, masa bikin janji interviewnya dadakan gini, jam kerja pula!)
karena mendadak dan saya ga bisa dapet skedul yg pas, so saya undur satu hari. jadi interviewnya direskedul menjadi KEMAREN JAM 3 SORE.
saya coba nego skedul lain yg lebih memungkinkan utk saya, tapi dia kekeuh ga bisa, ga ada opsi waktu lain.
ok, saya turuti, saya coba cari waktu kesana jam 3 sore.
sesampainya disana, saya disambut seorang bapak satpam yg baik hati, dan saya sampaikan kalo saya mau interview, dan beliau cuma suruh saya tunggu di banking hall. disitu sudah ada 2 orang lain selain saya yg juga sedang nunggu interview.(ya ampun, ini kan masih jam operasional cabang!! dan saya disuruh tunggu di banking hall?? emangnya dia ga punya ruang meeting ato ruang apa kek?)
setelah tunggu sekitar 30 menit, keluarlah seorang pegawai laki2, kemungkinan bagian HR nya, datang meminta CV saya. ga pake ngomong apa2 lagi.
menjelang jam 4, saya mulai gelisah.
ini janjinya jam 3, saya udah sempet2in datang, tapi nyampe sini yg nyambut saya cuma pa satpam, dan saya ditelantarkan gitu aja di baking hall di jam operasional cabang.
bank apaan nih??
jam 4 persis, saya dekati pak satpam, saya minta kepastian mengenai rencana interview yang makin gak jelas ini.
beliau segera masuk, dan ga lama kemudian balik sambil berkata: maaf bu, harap bersabar sebentar, nanti akan dipanggil.
saya: ok, saya boleh ketemu dengan bagian HR nya tidak? saya ga punya banyak waktu, ini kan masih jam kerja.
pa satpam: baik saya tanyakan bu,,
Beliau masuk lagi.
ga lama kemudian, beliau keluar lagi dan masih tetap sendiri.
pak satpam: maaf bu, harap ditunggu, karena sekarang masih ada tamu.
damn. maksudnya apa sih nih bank???
saya: ok, kalo gitu saya minta di reskedul aja ya, saya udah ga ada waktu lagi, tadi kan janjinya jam 3.
pak satpam: baik bu, saya tanyakan dulu.
*hadoh ni orang nanya2 mulu*
trus..
pa satpam: baik bu, nanti akan direskedul lagi katanya.
saya: ok, terimakasih.
dan pa satpam yg baik hati itu menemani saya ke depan sampe saya dapat taksi.
baik ya dia.. :)
moral of the story:
now i realized that bank tempat saya kerja sekarang is not the worst company in the world. yah dimanapun kita bekerja, pasti akan ada aja ketidak puasan disana sini, tapi at least sekarang saya jadi tau kalo ternyata bank saya ini masih jauuh lebih baik & profesional dibanding bank abc syariah cupu nyebelin itu.
bersyukur bersyukur...
Wednesday, 11 November 2009
paraf = dipenjara? emangnya maling??
saya: nanti paraf sini ya mas
asisten saya: paraf? wah nanti saya dipenjara donk! (nyolot)
saya: ...??
...
asisten saya (sebut saja ARM) bertugas bantu2 RM (saya) khususnya dalam hal yang bersifat teknis administrasi, misalnya bikin surat, filing dokumen, etc.
saya gak tau gimana aturan yg sebenernya, tapi umumnya setiap ada dokumen ato surat, orang yg membuat dokumen / surat itu harus ikut paraf disitu.
misalnya ada ARM bikin surat pemberitahuan ke debitur, ato ARM bikin memo ke manager, dsb, yg kesemuanya itu pastinya atas perintah RM, si ARM itu normally ikut paraf disitu (selain para RM, TL, dan manager yg pastinya ikut paraf & tandatangan juga ya).
sebenernya tidak ada urgensi hukum bagi para ARM untuk ikut paraf di suatu surat / dokumen, secara tanda tangan mereka juga gak ada di spesimen tandatangan pejabat bank.
jadi kenapa ARM sebaiknya ikut paraf dan kenapa juga conversation diatas bisa terjadi?
well, pertama, kenapa ARM sebaiknya ikut paraf: supaya ada pertanggungjawaban atas hasil kerja ARM, even if itu cuma sebatas tanggung jawab teknis redaksional.(karena tanggung jawab terhadap isi surat / dokumen pasti merupakan tanggung jawab pejabat bank a.k.a officer, manager, dsb).
trus kenapa conversation aneh diatas bisa terjadi? karena ARM merasa yg tertera di job descnya hanyalah "membantu RM", jadi dia merasa bahwa dia hanya perlu membantu, jadi tukang ketik, udah. dia tidak mau mempertanggungjawabkan hasil kerjanya ke siapapun.
saya bingung deh.
1. ok, memang banyak cerita tentang kredit bermasalah dan tentang bagaimana susahnya menjadi pejabat bank yg kebetulan kredit yg dia kasih / kelola itu bermasalah a.k.a macet. dia bisa dipenjara. bisa karena memang terlibat, bisa juga karena lalai, ato tertipu. yah banyak faktor. intinya pejabat bank yg kreditnya bermasalah, ancamannya pidana. dan kita diperlakukan seperti maling yg sudah merugikan negara.
2. ok, jobdesc ARM hanya membantu. tapi tanpa adanya paraf, berarti tidak ada rasa tanggung jawab dari ARM tsb atas hasil kerjanya. padahal yg dimaksud dengan "membantu" yg tertera di jobdesc tentunya adalah "membantu yg bisa dipertanggungjawabkan". at least, kalo ada salah-salah ketik ato salah redaksional, ato salah yg agak fatal misalnya salah ketik angka (ini beneran pernah terjadi lho, ARM salah ketik angka, dan RM juga luput dalam memeriksa, akhirnya terjadi selisih transaksi, debitur komplain, untung masih bisa dibenerin) maka -bila ada paraf di surat / dokumen itu, kita jadi tau kepada siapakita harus bertanya.
3. toh tandatangan ARM juga gak ada di specimen ttd pejabat bank, dan paraf kan tidak punya kekuatan hukum apapun.
4. lagipula kita bukan maling, plis jangan bilang kalo ikut paraf berarti akan dipenjara donk. itu kebangetan.
beneran deh, kerja disini ini sangat hi-risk tapi low return. bayangin ya, saya mengelola kredit pada perusahaan segmen commercial dengan limit ratusan milyar, tapi gaji saya cuma Rp. 4,5 juta, itupun dengan ancaman dipanggil pemeriksaan audit, kejaksaan, dsb dst, serta ancaman tuntutan pidana yang tinggi bila terjadi apa2.
jadi kalo misalnya debitur saya macet (naudzubillahimindzalik, amit2, jangan sampe deh) paling2 perusahaannya dipailitkan, aset perusahaan disita semua (catet ya: aset perusahaan, bukan aset pribadi). udah gitu aja. orangnya bebas lepas. RMnya? diperiksa ini itu, dituduh kerjasama dg debitur, dituntut pidana krn merugikan negara, and many mooore....
kenapa bisa sekejam itu risikonya? karena saya bekerja di bank milik pemerintah. dan hingga saat ini masih dianggap aset milik bank pemerintah = aset milik negara.
jadi kalo ada kredit macet, berarti bank nya rugi, itu dianggap merugikan negara.
dan merugikan negara = korupsi.
bagus ya? padahal dulu saya kekeuh pengen kerja disini justru karena ini bank pemerintah, jadi saya bisa yakini keuntungan dari hasil kerja saya akan masuk ke pemerintah, dan digunakan untuk kepentingan negara / rakyat Indonesia. nasionalis banget lah pokonya.
ternyata sekarang justru label "pemerintah" ini yg jadi bayang2 seram di tengah tekanan kerja & target yg semakin tinggi.
ya Allah Tuhanku, tolong lindungilah aku & keluargaku serta orang2 ku cintai selalu. jauhkan kami dari hal-hal yang buruk. amin.
satu pertanyaan saya ya: kita yg di bank, kerja baik2 gak pernah korupsi, tapi tetep diperiksa habis2an dan dicari2 kesalahannya (khususnya kalo ada masalah kredit macet ya). gimana dengan mereka yg emang jelas2 korupsi & menumpuk2 harta kekayaan dari kegiatan korupsi tsb? misalnya instansi yg suka nongkrong di pinggir jalan nerima duit cebanan dari pengendara motor/mobil yg melanggar aturan lalulintas? (nerima duit cebanan aja dia mau, apalagi yg milyaran). dan masih banyak lagi instansi yg lainnya, yg korupsinya jelas di depan mata kita & jadi pemandangan sehari2. kok sepertinya mereka kebal hukum ya?
sebenernya kayak apa sih sistem hukum di negara kita ini? bingung saya...
asisten saya: paraf? wah nanti saya dipenjara donk! (nyolot)
saya: ...??
...
asisten saya (sebut saja ARM) bertugas bantu2 RM (saya) khususnya dalam hal yang bersifat teknis administrasi, misalnya bikin surat, filing dokumen, etc.
saya gak tau gimana aturan yg sebenernya, tapi umumnya setiap ada dokumen ato surat, orang yg membuat dokumen / surat itu harus ikut paraf disitu.
misalnya ada ARM bikin surat pemberitahuan ke debitur, ato ARM bikin memo ke manager, dsb, yg kesemuanya itu pastinya atas perintah RM, si ARM itu normally ikut paraf disitu (selain para RM, TL, dan manager yg pastinya ikut paraf & tandatangan juga ya).
sebenernya tidak ada urgensi hukum bagi para ARM untuk ikut paraf di suatu surat / dokumen, secara tanda tangan mereka juga gak ada di spesimen tandatangan pejabat bank.
jadi kenapa ARM sebaiknya ikut paraf dan kenapa juga conversation diatas bisa terjadi?
well, pertama, kenapa ARM sebaiknya ikut paraf: supaya ada pertanggungjawaban atas hasil kerja ARM, even if itu cuma sebatas tanggung jawab teknis redaksional.(karena tanggung jawab terhadap isi surat / dokumen pasti merupakan tanggung jawab pejabat bank a.k.a officer, manager, dsb).
trus kenapa conversation aneh diatas bisa terjadi? karena ARM merasa yg tertera di job descnya hanyalah "membantu RM", jadi dia merasa bahwa dia hanya perlu membantu, jadi tukang ketik, udah. dia tidak mau mempertanggungjawabkan hasil kerjanya ke siapapun.
saya bingung deh.
1. ok, memang banyak cerita tentang kredit bermasalah dan tentang bagaimana susahnya menjadi pejabat bank yg kebetulan kredit yg dia kasih / kelola itu bermasalah a.k.a macet. dia bisa dipenjara. bisa karena memang terlibat, bisa juga karena lalai, ato tertipu. yah banyak faktor. intinya pejabat bank yg kreditnya bermasalah, ancamannya pidana. dan kita diperlakukan seperti maling yg sudah merugikan negara.
2. ok, jobdesc ARM hanya membantu. tapi tanpa adanya paraf, berarti tidak ada rasa tanggung jawab dari ARM tsb atas hasil kerjanya. padahal yg dimaksud dengan "membantu" yg tertera di jobdesc tentunya adalah "membantu yg bisa dipertanggungjawabkan". at least, kalo ada salah-salah ketik ato salah redaksional, ato salah yg agak fatal misalnya salah ketik angka (ini beneran pernah terjadi lho, ARM salah ketik angka, dan RM juga luput dalam memeriksa, akhirnya terjadi selisih transaksi, debitur komplain, untung masih bisa dibenerin) maka -bila ada paraf di surat / dokumen itu, kita jadi tau kepada siapakita harus bertanya.
3. toh tandatangan ARM juga gak ada di specimen ttd pejabat bank, dan paraf kan tidak punya kekuatan hukum apapun.
4. lagipula kita bukan maling, plis jangan bilang kalo ikut paraf berarti akan dipenjara donk. itu kebangetan.
beneran deh, kerja disini ini sangat hi-risk tapi low return. bayangin ya, saya mengelola kredit pada perusahaan segmen commercial dengan limit ratusan milyar, tapi gaji saya cuma Rp. 4,5 juta, itupun dengan ancaman dipanggil pemeriksaan audit, kejaksaan, dsb dst, serta ancaman tuntutan pidana yang tinggi bila terjadi apa2.
jadi kalo misalnya debitur saya macet (naudzubillahimindzalik, amit2, jangan sampe deh) paling2 perusahaannya dipailitkan, aset perusahaan disita semua (catet ya: aset perusahaan, bukan aset pribadi). udah gitu aja. orangnya bebas lepas. RMnya? diperiksa ini itu, dituduh kerjasama dg debitur, dituntut pidana krn merugikan negara, and many mooore....
kenapa bisa sekejam itu risikonya? karena saya bekerja di bank milik pemerintah. dan hingga saat ini masih dianggap aset milik bank pemerintah = aset milik negara.
jadi kalo ada kredit macet, berarti bank nya rugi, itu dianggap merugikan negara.
dan merugikan negara = korupsi.
bagus ya? padahal dulu saya kekeuh pengen kerja disini justru karena ini bank pemerintah, jadi saya bisa yakini keuntungan dari hasil kerja saya akan masuk ke pemerintah, dan digunakan untuk kepentingan negara / rakyat Indonesia. nasionalis banget lah pokonya.
ternyata sekarang justru label "pemerintah" ini yg jadi bayang2 seram di tengah tekanan kerja & target yg semakin tinggi.
ya Allah Tuhanku, tolong lindungilah aku & keluargaku serta orang2 ku cintai selalu. jauhkan kami dari hal-hal yang buruk. amin.
satu pertanyaan saya ya: kita yg di bank, kerja baik2 gak pernah korupsi, tapi tetep diperiksa habis2an dan dicari2 kesalahannya (khususnya kalo ada masalah kredit macet ya). gimana dengan mereka yg emang jelas2 korupsi & menumpuk2 harta kekayaan dari kegiatan korupsi tsb? misalnya instansi yg suka nongkrong di pinggir jalan nerima duit cebanan dari pengendara motor/mobil yg melanggar aturan lalulintas? (nerima duit cebanan aja dia mau, apalagi yg milyaran). dan masih banyak lagi instansi yg lainnya, yg korupsinya jelas di depan mata kita & jadi pemandangan sehari2. kok sepertinya mereka kebal hukum ya?
sebenernya kayak apa sih sistem hukum di negara kita ini? bingung saya...
Monday, 9 November 2009
spending money
hare gene, duit 100ribu bisa dapet apa aja ya??
selama ini saya pikir kayaknya gak banyak hal berharga yg bisa didapat dengan 100 ribu deh.
Then i realized that I was totally wrong.
wrong wrong wrong.
salah.
jadi bentar lagi kan di kantor saya mau ada acara family gathering, nah supaya seru pastinya kita sediakan doorprize & grandprize donk.. panitianya punya kebijakan: semua pegawai harus pulang dengan bawa hadiah, baik doorprize ataupun grandprize!
di unit kerja saya totally ada 43 pegawai, jadi supaya hadiahnya merata, kami (panitia) nyiapin 5 grandprize dan 38 doorprize. Untuk grandprize sih anggarannya cukup masuk akal (3 juta utk 5 item), tapi utk doorprize yg agak musingin: 100ribu / item. dan semua hadiah itu harus menarik, cukup berharga, dan bermanfaat bagi penerimanya.
pertama kali dengar kebijakan itu, saya jadi bingung, emang duit 100 ribu bisa dapet apa??? beli pelembap wajah aja ga dapet tuh... hehe
ternyata setelah jalan ke semacam toko perkakas (lumayan lengkap, dan katanya harganya agak miring) dapetlah kita beberapa barang yg ternyata harganya dibawah 100ribu & cukup menarik utk dijadikan doorprize, misalnya:
- toaster
- water dispenser
- setrika
- kipas angin
- timbangan badan
- tiker
n many more...
wah ga nyangka yaa.. ternyata kita bisa dapet benda2 menarik dengan harga (below) 100 ribu..
dan surprize nya lagi, utk 5 hadiah grandprizenya (anggaran only Rp. 3 juta) ternyata bisa dapet item2 sbb.:
- TV flat 21 inch
- mesin cuci 1 tabung
- dvd player
- dispenser hot n cool
- kompor gas
senangnyaa..
trus saya jadi mikir deh: hmm..okay... apa barang2 itu yg emang murah, ato biaya perawatan diri (wanita) jaman sekarang yg kemahalan ya?
jangankan yg pake klinik kecantikan (pasti mahal), yg perawatan biasa aja, misalnya pelembap olay yg melawan 7 tanda penuaan itu aja harganya udah hampir cepek lho.. trus pelembap apa lagi ya kemaren teman saya beli itu, harganya juga ga jauh dari itu ato bahkan lebih mahal..
apalagi parfum.. hmm.. jauh lebih mahal lagi kan..
jadi kalo dulu barang2 elektronik itu termasuk kategori barang mewah, mungkin sekarang dah ga lagi ya..
sekarang yg termasuk barang mewah itu: parfum, kosmetik..
aduh aduh
jadi merasa perlu mereview ulang kebijakan pengeluaran berlebih di pos2 tertentu.. ;p
selama ini saya pikir kayaknya gak banyak hal berharga yg bisa didapat dengan 100 ribu deh.
Then i realized that I was totally wrong.
wrong wrong wrong.
salah.
jadi bentar lagi kan di kantor saya mau ada acara family gathering, nah supaya seru pastinya kita sediakan doorprize & grandprize donk.. panitianya punya kebijakan: semua pegawai harus pulang dengan bawa hadiah, baik doorprize ataupun grandprize!
di unit kerja saya totally ada 43 pegawai, jadi supaya hadiahnya merata, kami (panitia) nyiapin 5 grandprize dan 38 doorprize. Untuk grandprize sih anggarannya cukup masuk akal (3 juta utk 5 item), tapi utk doorprize yg agak musingin: 100ribu / item. dan semua hadiah itu harus menarik, cukup berharga, dan bermanfaat bagi penerimanya.
pertama kali dengar kebijakan itu, saya jadi bingung, emang duit 100 ribu bisa dapet apa??? beli pelembap wajah aja ga dapet tuh... hehe
ternyata setelah jalan ke semacam toko perkakas (lumayan lengkap, dan katanya harganya agak miring) dapetlah kita beberapa barang yg ternyata harganya dibawah 100ribu & cukup menarik utk dijadikan doorprize, misalnya:
- toaster
- water dispenser
- setrika
- kipas angin
- timbangan badan
- tiker
n many more...
wah ga nyangka yaa.. ternyata kita bisa dapet benda2 menarik dengan harga (below) 100 ribu..
dan surprize nya lagi, utk 5 hadiah grandprizenya (anggaran only Rp. 3 juta) ternyata bisa dapet item2 sbb.:
- TV flat 21 inch
- mesin cuci 1 tabung
- dvd player
- dispenser hot n cool
- kompor gas
senangnyaa..
trus saya jadi mikir deh: hmm..okay... apa barang2 itu yg emang murah, ato biaya perawatan diri (wanita) jaman sekarang yg kemahalan ya?
jangankan yg pake klinik kecantikan (pasti mahal), yg perawatan biasa aja, misalnya pelembap olay yg melawan 7 tanda penuaan itu aja harganya udah hampir cepek lho.. trus pelembap apa lagi ya kemaren teman saya beli itu, harganya juga ga jauh dari itu ato bahkan lebih mahal..
apalagi parfum.. hmm.. jauh lebih mahal lagi kan..
jadi kalo dulu barang2 elektronik itu termasuk kategori barang mewah, mungkin sekarang dah ga lagi ya..
sekarang yg termasuk barang mewah itu: parfum, kosmetik..
aduh aduh
jadi merasa perlu mereview ulang kebijakan pengeluaran berlebih di pos2 tertentu.. ;p
Wednesday, 14 October 2009
atlantis = indonesia?
Hari ini saya membaca email dari seorang teman. Di dalam email itu dikutip suatu artikel yang menyebutkan hasil penelitian seorang profesor bernama Santos yang menyatakan bahwa Atlantis yang pernah diceritakan Plato ternyata adalah Indonesia.
Didalam email tersebut juga disebutkan cerita Plato bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga. Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Para dewa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.
Just wondering, kalau memang benar Indonesia dulunya sehebat itu, lalu apa yang sudah membuat kita menjadi seperti ini sekarang? Bisa tidak ya..kita kembali menjadi ‘mother of all civilazation’ lagi sekarang?
semoga
Didalam email tersebut juga disebutkan cerita Plato bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga. Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Para dewa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.
Just wondering, kalau memang benar Indonesia dulunya sehebat itu, lalu apa yang sudah membuat kita menjadi seperti ini sekarang? Bisa tidak ya..kita kembali menjadi ‘mother of all civilazation’ lagi sekarang?
semoga
Tuesday, 13 October 2009
ORANG ASIA?
Beberapa hari yang lalu saya membaca suatu artikel menarik mengenai perbedaan attitude orang Asia dan orang Eropa. Salah satunya adalah pada saat merasa marah dengan seseorang, orang Asia pada umumnya akan tetap menunjukkan raut wajah ramah walaupun di dalam hatinya sudah dongkol banget. Berbeda dengan orang Eropa yang bisa terang-terangan menunjukkan raut wajah (dan mungkin juga perkataan serta gesture) marah. Begitu menurut artikel tersebut, entah benar atau salah.
Dan itu benar benar terjadi pada saya kemarin.
Salah satu debitur saya (nama perusahaannya.. sebut saja PT. Mawar) sudah membuat saya kesal selama beberapa bulan ini. Terutama manager keuangannya (sebut saja Ibu Mawar). Hampir setiap hari saya bersitegang dengan dia di telpon. Sampai akhirnya saya tidak mau lagi menelpon dia sendiri, biarlah saya korbankan asisten saya saja –yang notabene memang agak lebih sabar dari saya.
Minggu lalu dia dan direkturnya datang ke tempat kerja saya untuk menandatangani dokumen kredit. Menjelang kedatangannya, saya sampaikan ke atasan saya bahwa saya tidak mau menemui debitur yang ini. Saya serahkan semuanya ke atasan saya. Pokoknya saya gak mau ketemu dia lagi. Titik.
Ternyata sesampainya dia dan direkturnya di kantor, atasan saya mendadak ada keperluan lain. Terpaksa saya harus temui sendiri debitur yang super demanding dan menyebalkan itu.
Sesampainya di ruang tamu... (dalam hati udah males banget liat tampangnya)
Saya:
”Eh bu Mawar sudah datang” (sambil cipika cipiki)
“Gimana bu, masih sakit tenggorokan? Kok suaranya masih habis?” (pura-pura perhatian)
Senyum dikembangkan selebar mungkin
Bu Mawar:
”Iya bu Putri Mimpi” (bales cipika cipiki)
”Iya nih bu, masih tinggal dikit.” (basa basi)
Senyum gak mau kalah lebar
Dan semua berjalan dengan baik dan hangat seolah-olah tidak pernah ada masalah apapun dalam hati kami berdua.
Dalam hati dia sih saya gak tau.
Tapi dalam hati saya... ... ah entahlah..
Aaarrgghhh >.<
Dan itu benar benar terjadi pada saya kemarin.
Salah satu debitur saya (nama perusahaannya.. sebut saja PT. Mawar) sudah membuat saya kesal selama beberapa bulan ini. Terutama manager keuangannya (sebut saja Ibu Mawar). Hampir setiap hari saya bersitegang dengan dia di telpon. Sampai akhirnya saya tidak mau lagi menelpon dia sendiri, biarlah saya korbankan asisten saya saja –yang notabene memang agak lebih sabar dari saya.
Minggu lalu dia dan direkturnya datang ke tempat kerja saya untuk menandatangani dokumen kredit. Menjelang kedatangannya, saya sampaikan ke atasan saya bahwa saya tidak mau menemui debitur yang ini. Saya serahkan semuanya ke atasan saya. Pokoknya saya gak mau ketemu dia lagi. Titik.
Ternyata sesampainya dia dan direkturnya di kantor, atasan saya mendadak ada keperluan lain. Terpaksa saya harus temui sendiri debitur yang super demanding dan menyebalkan itu.
Sesampainya di ruang tamu... (dalam hati udah males banget liat tampangnya)
Saya:
”Eh bu Mawar sudah datang” (sambil cipika cipiki)
“Gimana bu, masih sakit tenggorokan? Kok suaranya masih habis?” (pura-pura perhatian)
Senyum dikembangkan selebar mungkin
Bu Mawar:
”Iya bu Putri Mimpi” (bales cipika cipiki)
”Iya nih bu, masih tinggal dikit.” (basa basi)
Senyum gak mau kalah lebar
Dan semua berjalan dengan baik dan hangat seolah-olah tidak pernah ada masalah apapun dalam hati kami berdua.
Dalam hati dia sih saya gak tau.
Tapi dalam hati saya... ... ah entahlah..
Aaarrgghhh >.<
Subscribe to:
Posts (Atom)