Well, sebenernya aku pengen
Jadi sekarang aku cerita yang ringan2 aja ya.
Kemarin, kami sekeluarga main ke rumah tanteku buat nengokin cucu barunya. Jadi tanteku ini kan punya anak (cewek) yg kerja di China. Nah di sana, dia ketemu sama cowok yg asalnya dari Suriname. Nah menikahlah kedua sejoli itu dan sekarang mereka sudah dikaruniai seorang baby boy yg lucu banget.
Di umur sekitar 1 bulan, si baby dibawa terbang dari China ke Indonesia. Alhamdulillah kondisinya baik2 aja, walopun dulu aku pernah dengar kalo baby baru boleh terbang kalo udah umur 4 bulan. Apalagi ini kan lumayan jauh jaraknya, dari China gitu...
Emaknya (yaitu sepupuku) sekarang lagi ngurus kewarganegaraan untuk si baby. Dan dia belum tahu akan seberapa lama proses pengurusan ini berlangsung. Padahal sebenernya dia juga masih kerja dan maternity leavenya akan berakhir dalam waktu dekat. Dia sudah mengajukan cuti diluar tanggungan selama 2 bulan tapi perusahaan belum memberikan persetujuan.
Tau nggak, biaya persalinannya kemaren berapa? Melahirkan seorang baby melalui operasi sesar aja menelan biaya (kalo di-kurskan) sekitar Rp. 180 juta! Plus biaya perawatan babynya sekitar Rp. 32 juta. Padahal asuransi dari perusahaan hanya menanggung 70% dari biaya persalinan. Jadi sepupuku ini masih harus menanggung 30% biaya persalinan PLUS 100% biaya perawatan anaknya. Buset dah, disini udah bisa buat lahiran berapa anak tuh?
Baiklah, mungkin saya memang katrok karena terkaget2 dengan biaya persalinan di luar negeri. Mungkin memang duit kita aja yg ga ada nilai nya di luar sana (kata temenku: duit sampah). Atau memang itu udah sejalan dengan kebijakan pemerintah China yg konon katanya sedang mati2an membatasi jumlah kelahiran di negaranya?
Yaahh apapun itu, aku jadi bersyukur bangeeeeeeeeeeeeeetttttt lahiran disini :D
Kemarin waktu lahiran si kakak, biayanya cuma sekitar Rp.10juta, udah all in, biaya persalinan, perawatan ibu dan baby, dan biaya apapun yg ada lah. Harga segitu itu udah dapat kelas 1 lho. Dan itupun dicover 100% sama kantor suami! Yeeaayyy :D
Nah setelah lahiran, kantor suami membuat perubahan kebijakan terkait masalah pertanggungan kesehatan (termasuk persalinan) untuk pegawai dan keluarganya.
Pertanggungan persalinan (untuk persalinan normal) hanya sebesar Rp. 5juta. Itu di kantor yg lama. Di kantor suami yg baru (yg sekarang) pertanggungannya jadi Rp. 7 juta.
Kalo persalinan pake operasi beda lagi sih pertanggungannya, berapa ya, lupa.
Jadi kalo biaya lahirannya lebih dari itu, maka pegawai harus nombokin sendiri pake duit pribadinya.
Nah aku udah survey2 di beberapa RS swasta, biaya segitu itu emang ga cukup untuk persalinan di kelas 1. Cukupnya di sekitar kelas 2. Beberapa teman memilih untuk tetap ambil kelas 1 dan menanggung sendiri kelebihan biayanya.
Nomboknya macem2 sih, tapi rata2 ga lebih dari 5 atau 6 juta lah.
Gitu aja -tadinya- aku udah ngomel2. Aku ngerasa gak puas dengan kebijakan yg baru, karena menurutku merugikan -dibanding kebijakan yg lama.
Nah sekarang, setelah dengar cerita dari sepupuku itu,, aku udah ga ngomel lagi deh.
Hihihi..
Malah aku sempat kepikir untuk pake kelas 2 aja, biar ga nombok, kan sayang kaaann duitnya bisa dipake buat yg lain. Tapi suamiku belum setuju sih, dia takut ga nyaman atau gimana.
Ya sudahlah, diputuskan nanti aja, yg penting moga2 lahirannya bisa lancar, sehat semua, ga ada masalah dan kelainan apapun. aamiinn..
