Wednesday 11 September 2013

Mahasiswa Baru

Menurutku, jadi mahasiswa baru (a.k.a maba) memang bukan hal yang mudah. Harus beradaptasi dengan lingkungan kampus yang jauh beda dengan lingkungan sekolah, teman2 biasanya juga datang dari berbagai daerah (terutama kalo kita kuliahnya di kampus negeri yang favorit), kalo kampusnya ada di kota lain juga berarti harus nge-kos meninggalkan segala fasilitas, kenyamanan dan kemudahan yang ada di rumah, dan yang paling malesin tentunya adalah ospek - atau apapun namanya sekarang, pokoknya yang masa orientasi dengan banyak tugas ini itu dari kakak senior gitu lah.
Ya, semua itu berdasarkan pengalamanku dulu sih, waktu jadi maba. Jadi selama ini aku pikir yang namanya maba ya harusnya ngalamin yang semacam itu kan, kecuali mungkin yang bagian nge-kos, buat yang rumahnya dekat atau masih dalam kota (kayak aku dulu ^^) berarti ga perlu mengalami fase ngekos ini.

Beberapa minggu yang lalu, sepupuku yang tinggal di luar jawa lolos ujian SBMPTN dan diterima di salah satu universitas negeri di kotaku. Sayangnya, universitasnya itu letaknya di pinggiran barat kota, sedangkan rumahku di pinggiran timur kota, jadi ya terpaksalah dia harus cari tempat tinggal sendiri (nge-kos atau asrama) yang dekat dengan kampusnya.
Demi kelancaran proses pencarian tempat tinggal dan membantu segala urusan yang berhubungan dengan status mabanya ini, ayahnya ikut mendampingi dan tinggal di rumahku selama beberapa minggu.
Jadi selama di sini, sang ayah ini membantu anaknya dalam hal:
1. Segala urusan administrasi daftar ulang -kecuali untuk daftar ulangnya sendiri, sang ayah hanya menunggu di luar karena peraturan kampusnya hanya mahasiswanya yang boleh masuk, pengantar tunggu di luar.
2. Cari kos-an atau tempat tinggal yang layak. Ini yang namanya muter2 cari kosan yang kamarnya enak, ada kamar mandi dalam, jendelanya besar, bersih, dsb dst, ribetnya setengah mati. Dan akhirnya pilihan jatuh ke asrama mahasiswa.
3. Belanja segala kebutuhan untuk menempati kamar baru di asrama, termasuk masangin tali buat jemuran handuk dll.
4. Belanja baju dan atribut maba.
5. Beli - beli tugas ospek. Termasuk beli beras & minyak goreng dan memasukkannya masing2 ke dalam botol air mineral.
6. Dan sang anak pun dibekali dengan sepeda motor, laptop dan printer, modem, dan entah apa lagi, pokoknya harus lengkap.

Entah teman2ku yang kelewat mandiri atau omku yang kelewat protektif sama anaknya, tapi menurutku tidak seharusnya seorang maba dibantu sampai sedemikian rupa oleh orang tuanya. Karena justru masa2 sulit - semester2 awal kuliah - itulah yang akan membentuk ketangguhan seorang mahasiswa untuk menghadapi semester2 selanjutnya, selain juga membentuk keakraban dan jiwa saling bantu dengan teman-teman barunya. Bener nggak sih, pendapatku ini? Bener kan? Kan?

Aku jadi ingat teman2ku yang dari daerah dulu. Ya, beberapa memang diantar orang tua untuk cari kosan. Tapi udah gitu doang, setelah itu ortunya ya pulang lagi ke rumahnya masing2, ga ada yang sampe nginep berminggu2 gini. Cari kosan pun juga biasanya nggak terlalu ribet sampe segala kamar mandi dalam aja dimasalahin, ya ampun,, emang jarang kaliii kosan mahasiswa yang kayak gitu, adapun paling cuma 1 - 2 dan biasanya harganya jauh lebih mahal dari yg kamar mandinya di luar kamar. Emangnya fasilitas kosan harus sama dengan fasilitas rumah?
Kebanyakan teman2ku yang dari daerah dulu juga belum bawa kendaraan sendiri, bahkan komputer / laptop pun nggak semua punya. Rasanya sudah menjadi pemandangan yang lumrah kalo tiap pagi banyak mahasiswa yang berjalan kaki / nebeng teman ke kampus. Aku juga sering nawarin tebengan ke teman yang jalan kaki kalo kebetulan ketemu, udah biasa itu. Pinjam2an komputer pun bukan hal yang tabu untuk dilakukan. Kami yang punya komputer juga nggak merasa keberatan kok kalo ada teman yang pinjam. Pinjam2an buku / diktat juga udah biasa. Lah kalo semuanya udah dipenuhi sama ortunya gini, trus kapan dia merasakan "seru"nya bertahan dalam keterbatasan kondisi ya? hehe..

Mungkin jaman memang sudah banyak berubah ^^ *dem, langsung ngerasa tua deh*

No comments: