Hai haiii.. *dadah-dadah* jumpa lagi di cerita random ga jelas tentang adventure kami sekeluarga di Malang dan Batu :D
Seperti
yang udah dijanjikan sebelumnya, di part 2 ini saya mau cerita tentang
sekolah adik, kebun ortu, dan usaha laundry dadakan di rumah.
Jadi ya, sekolahnya itu guedee banget. Tamannya besar dan terpelihara. Di dalam satu lingkup yang berpagar dan tertutup, terdapat asrama, sekolah, masjid, lapangan olahraga, tempat main, kafe, dll. Sekolahnya khusus cewek, itulah salah satu hal yang dicari ibu saya, supaya anaknya nggak ribut pacar-pacaranan. Saya setuju sih, secara ya, sekarang ini gaya pacarannya anak-anak kayaknya udah serem banget. Masih piyik, tapi omongan dan adegannya udah menjurus "dewasa". Widih, naudzubillah.
Di asrama nya, satu kamar berisi 10 orang, dengan 5 tempat tidur susun. Kamarnya besar, masing-masing anak dapat jatah 1 lemari baju dan boleh nambah bawa satu laci kabinet. Setiap kamar juga dilengkapi fasilitas tempat mencuci dan menjemur baju, juga 2 buah kamar mandi. Terus sebagai fasilitas opsional, juga disediakan salon dan laundry untuk para siswa. Ya di dalam situ, jadi kalau mau nyalon enak deh nggak usah keluar dari sekolah.
Tapi ya tetep lah, walaupun fasilitas udah lengkap dan sangat bagus, di semester awal tetep aja setiap hari Uyik telpon ke rumah sambil nangis. Homesick. Ya maklum lah, namanya juga jauh dari orang tua. Tapi semester selanjutnya sudah jauh lebih baik dan sekarang sepertinya dia sudah betah banget disana.
Sejak Uyik sekolah disana, kami jadi makin sering berkunjung ke Malang dan Batu. Sekitar 1-2 kali perbulan. Tadinya malah hampir tiap minggu, misi utamanya jelas nengokin Uyik, terus nginapnya di rumah saya yang di Malang. Untung aja, ada rumah yang bisa dipakai buat nginap. Coba kalo tiap kesana harus nginapnya di hotel, waduh, lumayan berat di ongkos tuh.
Nah, bukan ibu-ibu namanya kalau tidak bisa mengoptimalkan nilai ekonomis dari setiap aset dan kegiatan yang dilakukan keluarga. Mungkin ini udah umum ya, hal yang paling menyebalkan dari pulang bepergian adalah cucian kotor yang menumpuk. Betul kan? Kan? hehe..
Masalah serupa juga kami hadapi lho, bayangkan aja setiap wikend kesana, terus seninnya ribet sendiri ngurusin cucian. Hadeehh..
Rumah Malang tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lengkap untuk cuci mencuci. dan kami tidak terbiasa mencuci baju - baju besar pakai tangan. padahal, disana airnya jauh lebih bersih dan tarifnya pun lebih murah. dengan mempertimbangkan hal - hal tadi, jadilah kami memutuskan untuk melengkapi rumah dengan 1 perabot andalan, yaitu mesin cuci.
setelah ada mesin cuci, kegiatan kami jadi berubah total. sekarang kegiatan utamanya adalah mencuci baju. dengan pertimbangan utama berupa tarif air yang murah dan kualitas air yang sangat bersih, jadilah kami maruk, setiap ada rencana kunjungan ke malang kami sengaja tidak mencuci baju selama -minimal- seminggu. kebayang kan? baju kotor dari surabaya yg menumpuk selama seminggu kami bawa ke malang untuk dicuci. hahaha, rumah kami berubah jadi semacam tempat usaha laundryan gitu, karena saking banyaknya cucian, halaman belakang ga cukup jadi majulah jemurnya sampai ke halaman depan, bahkan ke jalanan di depan rumah. wkwkwk.. bener-bener memanfaatkan dengan maksimal. untung kompleksnya sepi, jadi nggak ada yang mempermasalahkan jemuran kami yang meluber kemana-mana (tapi gatau juga sih klo misalnya ada yg terganggu tapi diem2 aja ato cuma berani ngomong di belakang, ya maap, hihi)
Bahkan kalau misalnya waktunya agak panjang (long wikend) kadang kami juga bawa setrikaan, sekalian nyeterika disana. yah daripada sayang kan listriknya jarang dipakai. lagipula nanti nyampai surabaya juga seneng sudah ga perlu mikirin cucian lagi :D
Yah begitulah kami para emak-emak yang selalu berusaha mengoptimalkan daya guna dari setiap aset yang dimiliki dan dari setiap kegiatan yang dilakukan. hihihi..
Kegiatan kami yang lain adalah nengokin kebun ortu di Batu. Kebunnya nggak terlalu luas sih, nggak sampai hektaran, tapi menyenangkan sekali mengunjungi kebun sendiri dan ambil-ambil hasil panen. Pengurusnya namanya pak Yanto, rumahnya dekat dengan kebun. Jadi setiap kesana kami pasti mampir, metik-metik buah/sayur yang sedang ditanam, dan juga kalo habis panen ibu mampir ke pak Yanto untuk ambil duit hasil panen. Asik banget kan, main-main tapi dapet duit :D
Jadi gitu lah ya, hal-hal yang asik dan menyenangkan yang kami lakukan tiap main ke Batu dan Malang. Makanya ga usah heran deh kalo lihat keluarga kami semangat banget main kesana dan ga ada bosennya. Hehe. Oke see u di postingan yang lain. *Dadah-dadah lagi*
No comments:
Post a Comment