Friday, 8 January 2010

Perahu Kertas

Kemaren saya baca Perahu Kertasnya Dewi Lestari. Bagus.
Satu hal yg saya sesalkan: kenapa baru baca sekarang? Hehe ;p
Novel itu pernah (dan mungkin sampe sekarang juga masih) rame dipuji2 banyak orang. Alur ceritanya tidak datar, nggak ngantukin, bikin pembacanya penasaran: gimana terusannya?
Bagus.
Kalo inti cerita cinta2annya sih, bukan sesuatu yg baru; saya juga udah pernah baca cerita cinta2an yg mirip itu. Tapi,, detail penggambarannya, dan jalan ceritanya, dan entah apa lagi di dalam situ, udah bikin saya mendadak menjelma jadi sosok autis sepanjang sore kemaren.

Jadii.. Begini ceritanya, sodara2, simak ya:
Buku ini bercerita tentang 4 sahabat dekat: kugy, keenan, noni, dan eko.
Keenan (cowok) = sepupu eko.
Eko (cowok) = pacar noni.
Noni (cewek) = sahabat dekat kugy (cewek) dari kecil.

Mereka berempat bersahabat dekat. Sangat dekat. Keenan dan kugy kebetulan sama2 memiliki ketertarikan yg sangat kuat dalam bidang seni. Kugy tertarik untuk menjadi juru dongeng, sedangkan keenan tertarik untuk menjadi pelukis.

Di dunia yg penuh dengan manusia "realistis" ini, tentunya tidak ada seorangpun yg mendukung cita2 mereka untuk sepenuhnya "berkarir" di bidang seni yg mereka cintai. Kenapa? Karena semua orang berkata: tidak ada yg bisa hidup / cari makan dari seni.
Tapi emang dasar keras kepala, mereka tetep berusaha sekuat tenaga untuk menemukan jalan dalam meraih cita2 yg sudah lama mereka impikan. Saling mendukung, saling menguatkan, saling memberi inspirasi.

Dan -tanpa sadar- benih2 cinta mulai tumbuh di antara mereka berdua. Kugy jatuh cinta pada keenan, dan begitu pula sebaliknya. Masalahnya, perasaan2 itu hanya terpendam di dalam hati masing2, tidak dapat diungkapkan dan diwujudkan untuk menjadi sesuatu yg manis dikenang.

Mulailah konflik2 batin bermunculan. Namanya juga konflik batin: nyusahin. Bayangin aja, mereka berkutat dengan konflik batin masing2 sampe bertahun2 lho. Kalo gak salah 4 tahun. (setelah dipikir2, sepertinya jenis novel yg saya suka emang yg banyak konflik batinnya deh. Mungkin karena saya emang anggota aliran kebatinan: males ngomong kalo lagi ada masalah. Lebih seneng dipendam sendiri dulu, difilter2:mana yg layak diomongin, mana yg nggak layak, dsb, dst, sampe akhirnya masalah itu jadi basi akibat terlalu lama saya simpen sendiri --> curcol ;p)

The question is: berhasilkah kugy dan keenan mewujudkan impian mereka, dalam cita maupun cinta?
Jawabannya: berhasiiil! Yeeyy.. Berhasil, berhasil, berhasil, hurray.. (nyanyi lagu dora the explorer)
Huhu, jadi terharu; kugy & keenan, i'm so proud of u guys, u made it! --> maaf, mulai lebai.
Untuk detail yg jauh lebih menarik: baca sendiri lah..
Bagus kok. Trust me.
Dan selain "picisan question" tersebut diatas (yg terus2an menari di dalam kepala saya selama proses membaca), banyak juga hal2 lain yg sangat layak untuk dinikmati di dalam buku ini. Beneran. Saya jarang muji2 hasil karya orang lain, jadi kalo saya bilang ini bagus, I mean it.

Selamat membaca.

2 comments:

Lawni Tenisa said...

emang bagus ya? yakin gak cuma cinta2an kek teenlit ati chicklit?

putri mimpi said...

mmm... tergantung selera sih ya.
aku paling suka bagian yg pemeran utamanya hidup susah gara2 ngejar cita2 jadi pelukis. inspiring.
kalo cinta2nya sih ya gitu2 aja lah. picisan.